inflasi dan deflasi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
.
1.
Latar Belakang
Inflasi di
dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi
dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi,
kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang
akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil
dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang
berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecendrungan inflasi
dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi .
Pengaruh
inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu
masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun
masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya
inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu pemakalah
akan membahas mengenai pengertian dan jenis inflasi dan deflasi, apa yang
menjadi penyebabnya, cara mengatasinya dan teori pemikiran Al-magrizi mengenai
inflasi.
2.
Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dan jenis dari
inflasi dan deflasi?
2) Apa penyebab dari inflasi dan
deflasi?
3) Bagaimana cara mengatasi inflasi dan
deflasi?
4) Teori Al-magrizi terhadap inflasi ?
3.
Tujuan
1) Menjelaskan pengertian dan jenis dari
inflasi dan deflasi
2) Menjelaskan penyebab dari inflasi
dan deflasi
3) Menjelaskan cara mengatasi inflasi
dan deflasi
4) Menjelaskan teori Al-magrizi
terhadap inflasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. INFLASI
a. Pengertian Inflasi
Jika
kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau
konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan
oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang
harus mengalir dari hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan
arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Pada
keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika arus uang dan arus barang berada
dalam keseimbangan, maka harga akan stabil, jumlah penawaran sama dengan jumlah
permintaan. begitu pula jumlah uang yang tersedia di masyarakat. jika terjadi
ketidak seimbangan antara penawaran dan permintan barang, serta arus uang dan
arus barang saat itulah yang dinamakan inflasi. Untuk lebih tepatnya,
pengertian inflasi adalah” gejala ekonomi yang menunjukkan naiknya tingkat
harga secara umum yang berkesinambungan.[1]
Menurut Muhammad Sholahuddin inflasi merupakan
keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga
berdampak pada menurunnya daya beli sering pula diikuti menurunnya tingkat
tabungan dan atau investasi karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya
sedikit untuk tabungan jangka panjang[2].
Bila
kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun persentasi yang cukup besar belum
dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan.
sebagai contoh, kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan ataupun pada hari
besar lainnya belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh
lebih lanjut. kejadian seperti contoh diatas, di istilahkan sebagai
kenaikan tingkat harga dan setiap peristiwa yang cenderung mendorong naiknya
tingkat harga disebut sebagai gejolak inflasi. Sedangkan tingkat
persentase kenaikan tingkat harga dan beberapa indeks harga dari suatu periode
ke periode lain disebut dengan laju inflasi.
B. Jenis Jenis Inflasi
Inflasi dikelompokkan menjadi tiga 3 (tiga)
yaitu berdasarkan sifatnya, sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya..
Jenis inflasi berdasarkan sifatnya
1. Inflasi Rendah (Creeping Inflation)
Merupakan inflasi yang jumlah besarnya < 10% per tahun. Inflasi yang
seperti ini terkesan dibutuhkan dalam perekonomian masyarakat agar produsen
terdorong untuk memproduksi barang dan jasa.
2.
Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Merupakan inflasi yang jumlah besarnya antara 10-30% per tahun. Biasanya ditandai dengan naikknya harga-harga secara cepat dan relatif besar.
3. Inflasi Berat
Merupakan inflasi yang jumlahnya 30-100% per tahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan atau perubahan harga yang sangat tinggi.
4. Hiper Inflasi
Merupakan inflasi yang jumlahnya di atas 100% per tahun. Dalam hai ini masyarakat tidak lagi menyimpan uang karena nilai uang merosot sangat tajam sehingga lebih baik dibelikkan/ditukarkan dengan barang-barang[3].
Jenis Inflasi berdasarkan sebab
terjadinya:
1. Demand Inflation
Yaitu inflasi yang timbul karena
desakan permintaan masyarakat akan barang dan jasa begitu kuat. Inflasi ini
muncul karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat
cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa mereka gunakan.
Misalnya seseorang yang biasa mengkonsumsi susu satu gelas sehari, karena
pendapatnya meningkat, maka konsumsi susunya juga meningkat menjadi 3 gelas
sehari. Dengan meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan mendorong naiknya
harga barang-barang.
2. Cost-push Inflation
Yaitu inflasi yang disebabkan karena
naiknya biaya produksi. Misalnya terjadi kenaikan bahan bakar atau tuntutan
buruh akan kenaikan upah, dimana kedua hal itu merupakan bagian dari biaya
produksi, maka perusahaan pun akan menaikkan harga jual barang dan jasanya.
Berdasarkan asal terjadinya:
1. Domestic inflation, yaitu inflasi
yang berasal atau bersumber dari dalam negeri;
Misalnya pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja kemudian pemerintah mencetak uang baru, sehingga
jumlah uang beredar bertambah. Keadaan ini akan mendorong tingkat konsumsi
masyarakat, bila penawaran barang tetap, maka hal ini akan mendorong kenaikan
harga barang-barang.
2. Imported inflation, yaitu inflasi
yang berasal dari luar negeri.
Sebagai contoh adalah negara kita,
dimana negara kita masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal lainnya.
Apabila harga barang-barang yang diimpor itu naik, maka biaya produksi juga
meningkat, yang akhirnya akan menaikkan harga jual barang dan jasa.
Menurut ilmu ekonomi modern, terdapat dua jenis
inflasi yang berada satu sama lain, yaitu inflasi karena dorongan biaya
(cost-push inflation) dan inflasi karena meningkatnya permintaan (demand-pull
inflation). Dalam hal inflasi karena dorongan biaya, kenaikan upah memaksa
industry untuk menaikan harga guna menutup biaya upah dalam kontrak brutu yang
mengakibatkan adanya pola siklus upah dan harga yang lebih tinggi yang disebut
spiral harga upah (wage prie spiral) dalam hal inflasi karena meningkatnya
permintaan, permintaan yang tinggi atas nasional bruto yang selanjutnya menarik
harga lebih lanjut keatas. Beberapa ahli ekonomi percaya bahwa inflasi karena
meningkatnya permintaan dapat dikendalikan melalui kombinasi kebijakan bank
sentral dan kebijakan departemen keuangan, misalnya kebijakan uang ketat oleh
bank sentral dan pengendalian pengeluaran oleh pemerintah. Inflasi karena
dorongan biaya diduga dapat lebih baik dikendalikan melalui pertambahan tingkat
pertumbuhan perekonomian dari pada melalui kebijakan moneter ataupun fiscal.
C. Penyebab Inflasi
Secara umum penyebab inflasi adalah
sebagai berikut ;
a. Jumlah uang yang beredar terlalu
berlebihan sehingga melebihi keuntungan
b. Tradisi masyarakat yang bersifat
konsumtif sering mengimpor barang
c. Terjadinya bencana alam
d. Terjadi pemberontakan
e.
Melemahnya nilai tukar rupiah sehingga harga cenderung naik
dan sulit untuk turun apabila nilai tukar rupiah menguat
f. Kebijakan pemerintah di bidang harga
dan pemdapatan seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), listrik, air
minum, menaikkan upah minimum tenaga kerja swasta dan gaji pegawai negeri
diperkirakan memberikan tambahan terhadap inflasi
D. Dampak Inflasi
terhadap Perekonomian Masyarakat
1.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Umum
a) Mendorong penanaman modal spekulatif
b) Pemilik modal lebih cenderung
menanamkan modalnya dalam bentuk tanah atau emas dari pada ditanamkan pada
investas yang produktif
c) Tingkat bunga meningkat. Jika
tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi maka para pemilik modal akan
cenderung menyimpan uangnya, akibatnya investasi akan berkurang.
d) Adanya ketidakpastian keadaan
ekonomi dimasa yang akan datang
e) Timbulnya masalah dalam neraca pembayaran.
Hal tersebut diakibatkan karena harga impor lebih mudah dari pada
barang dalam negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. hal
ini akan menyebabkan neraca pembayaran defisit serta nilai rupiah makin turun
f) Daya beli masyarakat turun
dikarenakan nilai mata uang turun.
2.
Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Khusus
a) Dampak inflasi terhadap pendapatan
b) Dampak inflasi terhadap individu dan
masyarakat
c) Dampak inflasi terhadap produksi
d) Dampak inflasi terhadap distribusi
E. Pengaruh Inflasi
Pengaruh
inflasi secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi,
defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengaruh inflasi secara lebih terperinci antara
lain adalah:
1. Bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang
pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas
tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti
misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga
halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti
tingkat inflasi.
2. Menyebabkan orang enggan
untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha
dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia
usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
3. Bagi orang yang meminjam uang
dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang
pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
4. Bagi produsen, inflasi dapat
menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan
biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan menyebabkan naiknya biaya
produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara
waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
F. Cara Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan Moneter
Adalah tindakan yang dilakukan oleh
bank sentral untuk memengaruhi uang yang beredar dari kredit. kebijakan moneter
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah sebagai berikut;
kebijakan diskonto yaitu kebiajakan yang dilakukan oleh Bank Sentral dengan
menambah atau mengurangi jumlah uang dengan cara menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga, operasi pasar terbuka yaitu cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah, perubahan
cadangan wajib minimum ialah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang yang beredar pemerintah menaikkan rasio cadangan minimum,
pemberian kredit selektif.
2. Kebijakan Fiscal
Adalah kebijakan yang menyangkut
pengaturan pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat
memengaruhi permintaan total dan memengaruhi harga. berikut
adalah contoh kebijakan fiscal; mengurangi pengeluaran Negara,
menaikkan atau mengefektifkan pajak, menekankan
pengeluaran pemerintah, mengadakan pinjaman pemerintah
3. Kebijakan Non Moneter
Dapat ditempuh melalui cara berikut
;
a.
Menambah hasil produksi yaitu memberikan subsidi dan premi
atau membuat peraturan yang mendorong pengusaha-pengusaha menjadi lebih
produktif sehingga mampu menambah hasil produksi. Sehingga mampu menyeimbangi
jumlah uang yang beredar.
b.
Mempermudah masuknya barang impor.
c.
Tidak mengimpor barang-barang dari negara yang sedang
mengalami inflasi untuk mencegah menularnya inflasi dari luar negeri, yang
umumnya menjual barang yang lebih mahal
d.
Menetapkan harga maximum. Agar harga tidak terus menerus
naik, pemerintah dapat menerapkan harga maximum sehingga produsen tidak bisa
menjual lebih harga maximum.
e.
Melarang menimbun barang yang biasanya dilakukan oleh
pedagang. Menimbun barang dapat menyebabkan langkanya barang dipasaran sehingga
memicu kenaikan harga-harga.
f.
Menjaga kestabilan tingkat upah. Dengan menjaga kestabilan
tingkat upah (tidak membiarkan upah naik teus menerus) maka biaya produksi bisa
ditekan.
G. Teori Al-magrizi terhadap inflasi
Dengan kondisi
fakta bencana kelaparan yang terjadi di Mesir, Al-Maqrizi menyatakan bahwa
peristiwa inflasi adalah sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat
di seantero dunia dulu, kini, hingga masa mendatang. Inflasi menurutnya terjadi
ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung
terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan
dan konsumen, karena sangat membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih banyak
uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama. Al-Maqrizi membahas problematika
inflasi secara lebih detail. Ia mengklasifikasikan inflasi berdasarkan faktor
penyebabnya ke dalam dua hal, yakni: (a) Inflasi yang disebabkan oleh faktor
alamiah (Natural Inflation), dan (b) Inflasi akibat kesalahan manusia (Human
Error Inflation).
a. Inflasi
Alamiah
Inflasi ini disebabkan oleh berbagai faktor natural yang sulit dihindari
manusia. Menurut Al-Maqrizi, saat suatu bencana alam terjadi, berbagai bahan
makanan dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan
barang-barang tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi
kelangkaan. Di lain pihak, karena sifatnya yang sangat signifikan dalam
kehidupan, permintaan terhadap berbagai barang itu mengalami peningkatan.
Harga-harga kemudian membumbung tinggi, jauh melebihi daya beli masyarakat. Hal
ini sangat berimplikasi terhadap kenaikan harga berbagai barang dan jasa
lainnya. Akibatnya, transaksi ekonomi mengalami kemacetan, bahkan berhenti sama
sekali, yang pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit, dan
kematian di kalangan masyarakat. Keadaan yang semakin memburuk tersebut memaksa
rakyat untuk menekan pemerintah agar segera memperhatikan keadaan mereka.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sekalipun suatu bencana telah berlalu,
kenaikan harga-harga tetap berlangsung. Hal ini merupakan implikasi dari
bencana alam sebelumnya yang mengakibatkan aktivitas ekonomi, terutama di
sektor produksi, mengalami kemacetan. Saat situasi telah normal, persediaan
barang-barang yang signifikan seperti benih padi, tetap tidak beranjak naik,
bahkan tetap langka. Sedangkan permintaan terhadapnya meningkat tajam.
Akibatnya, harga barang-barang ini mengalami kenaikan yang kemudian diikuti
oleh kenaikan harga berbagai jenis barang dan jasa lainnya, termasuk upah dan
gaji para pekerja.
b. Human Error
Inflation
Selain faktor alam, Al-Maqrizi menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi akibat
kesalahan manusia. Ia menganalisis, ada tiga hal utama yang baik secara
sendiri-sendiri atau pun bersama-sama menjadi penyebab terjadinya inflasi.
Ketiga hal tersebut adalah: (1) Korupsi dan Administrasi yang Buruk, (2) Pajak
yang Berlebihan, dan (3) Peningkatan Sirkulasi Mata Uang Fulus. Bab berikut ini
akan mencoba memaparkan relevansi antara konsep inflasi milik Al-Maqrizi dengan
konsep modern positivistik, sembari mencari dan membandingkan konsep manakah
yang lebih komprehensif dan tepat, dengan menggunakan metoda analisis
komparatif.
2. DEFLASI
A. Definisi
Deflasi
Deflasi
didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah
uang yang berada di masyarakat[4].
Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang
beredar di masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply
barang yang ada. Sehingga terjadi penurunan harga-harga.
Contoh kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini
terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang
tekhnologi dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat sedikit, sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya.
Atau deflasi bisa terjadi ketika permintaan barang dari masyarakat semakin
menurun dan permintaan uang (money demand) dari masyarakat meningkat.
Deflasi juga berkaitan dengan
nilai tukar rupiah. Dengan deflasi, mata uang kita mengalami apresiasi atau
peningkatan. Dalam ilmu ekonomi, deflasi diartikan sebagai suatu
periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi
adalah kebalikan dari inflasi. Salah satu cara menanggulangi
deflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku
bunga.
Dalam
ekonomi, deflasi (deflation) adalah suatu periode dimana harga-harga
secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat
banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena
kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara menanggulanginya adalah dengan
cara menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana (meski kadang
tidak berhasil) adalah dengan mencetak lebih banyak uang.
B.
Penyebab Deflasi
a.
Menurunnya persediaan uang di masyarakat;
b.
Meningkatnya persediaan barang;
c.
Menurunnya permintaan akan barang;
d.
Naiknya permintaan akan uang.
C.
Dampak Deflasi
4. Pengusaha-pengusaha kurang bernafsu
untuk memproduksi barang karena harga terus menurun.
5. Kesempatan kerja berkurang karena
terjadi pemecatan buruh akibat turunnya produksi barang.
6. Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh
Negara sehingga pendapatan Negara berkurang.
7. Kegiatan perekonomian mundur.
8. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya
persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar dan juga akan
membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan, dikarenakan harga
barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja
mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh.
Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral
deflasi (deflationary spiral).
9. Banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya.
Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
10. Deflasi juga mengakibatkan
melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan
menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis
yang berjalan.
11. Deflasi juga dapat
menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga
dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
12. Deflasi yang terjadi akan menurunkan
produksi suatu perusahaan karena kurang permintaan dan lemahnya daya beli,
sehingga berdampak pada pengurangan produksi dan juga pengurangan jumlah tenaga
kerja.
D.
Pengaruh Deflasi
a.
Penurunan persediaan uang, deflasi dapat menyebabkan
menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar
(seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi akan
mengalami kekacauan.
b.
Memperlambat aktivitas ekonomi, dikarenakan harga barang
mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka
lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya
aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi
(deflationary spiral).
c.
Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak
pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup
membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat
menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
d.
Investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di
sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan
ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
e.
Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara
menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di
bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan
uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.
f.
Deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang
benar-benar dihargai dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak
berinvestasi langsung dan ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata
uang akan menguat.
g.
Deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka
mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang
tidak naik. Karena harga terus turun maka produsen cenderung kurang berminat
memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak
dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan
perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
E.
Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi
dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila
seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka
ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan
tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat
berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan.
Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami
kelumpuhan selamanya.
Cara
yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas
ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar.
Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk
menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat
meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor
swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan
dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku
bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan
sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik
dengan sendirinya.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan
pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang.
Apabila harga suatu
barang mengalami penurunan, maka daya beli masyarakat dan permintaan
masyarakat akan barang tersebut menjadi naik. Sebaliknya jika harga suatu
barang mengalami kenaikan, maka daya beli masyarakat akan mengalami penurunan.
Sebagaimana yang tercantum dalam hukum permintaan. Berbanding terbalik dengan
penawaran, jika harga suatu barang sedang mengalami penurunan, maka penawaran
barang tersebut akan menurun pula, tetapi jika harga barang tersebut sedang
mengalami kenaikan, maka penawaran akan barang tersebut juga akan meningkat.
Sesuai dengan hukum penawaran.
Terjadinya inflasi
tergantung pada sejumlah faktor yang mempengaruhi naik turunnya tingkat harga,
juga tergantung pada kebutuhan masyarakat akan barang tersebut.
2. Saran
Pemerintah Indonesia harus segera mengambil
suatu tindakan yang bijak, lebih memperhatikan masyarakat dan harus melindungi
masyarakat dari inflasi. Karena inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat
dan juga sangat menyengsarakan masyarakat miskin. Namun tidak hanya pemerintah
yang berusaha untuk mengatasi masalah inflasi ini tapi masyarakat juga harus
mendukung pemerintah dengan ikut serta dalam penghematan pemakaian bahan bakar
minyak dengan melakukan efisiensi energi pada sektor transportasi, tidak melakukan
penimbunan barang serta berperan aktif dalam keputusan pemerintah untuk
menstabilkan perekonomian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Ali Ibrahim, Ekonomi makro, Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri, 2016
Sholahuddin, Muhammad, Kamus Istilah Keuangan &
Bisnis Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011
Ridwan,Dr.M, Ekonomi Pengantar Mikro & Makro
Islam, Bandung: CIta pustaka Media
[1] Ali Ibrahim Hasyim.Ekonomi Makro. (Kencana: PT.Fajar Interpratama
Mandiri.2016) h. 186
[2] Muhammad Sholahuddin. Kamus istilah ekonomi keuangan & bisnis
syariah (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2011) h.64
[3] DR.M.Ridwan. ekonomi pengantar mikro & makro islam (Bandung:
Citapustaka Media) h.178
[4] [4]
Muhammad Sholahuddin. Kamus istilah ekonomi keuangan & bisnis syariah
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2011) h.55
Komentar
Posting Komentar